Slump

Slump pada dasarnya merupakan salah satu pengetesan sederhana untuk mengetahui workability beton segar sebelum diterima dan diaplikasikan dalam pekerjaan pengecoran.

Workability beton segar pada umumnya diasosiasikan dengan :
  • Homogenitas atau kerataan campuran adukan beton segar (homogenity)
  • Kelekatan adukan pasta semen (cohesiveness)
  • Kemampuan alir beton segar (flowability)
  • Kemampuan beton segar mempertahankan kerataan dan kelekatan jika dipindah dengan alat angkut (mobility)
  • Mengindikasikan apakah beton segar masih dalam kondisi plastis (plasticity)

Nilai slump adalah nilai yang diperoleh dari hasil uji slump dengan cara beton segar diisikan  ke dalam suatu corong baja berupa kerucut terpancung, kemudian bejana ditarik ke atas sehingga beton segar meleleh ke bawah.

Besar penurunan permukaan beton segar diukur, dan disebut nilai 'slump'. Makin besar nilai slump, maka beton segar makin encer dan ini berarti semakin mudah untuk dikerjakan.

Penetapan nilai slump dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
  1.     Cara pengangkutan adukan beton.
  2.     Cara penuangan adukan beton.
  3.     Cara pemadatan beton segar.
  4.     Jenis struktur yang dibuat.
Cara pengangkutan adukan beton dengan aliran dalam pipa yang dipompa dengan tekanan membutuhkan nilai slump yang besar, adapun pemadatan adukan dengan alat getar (triller) dapat dilakukan dengan nilai slump yang sedikit lebih kecil.


Uji Nilai Slump

Tahapan Uji Slump :
  1. Basahi cetakan kerucut dan plat dengan kain basah
  2. Letakkan cetakan di atas plat
  3. Isi 1/3 cetakan dengan beton segar, padatkan dengan batang logam sebanyak merata dengan menusukkannya. Lapisan ini penusukan bagian tepi dilakukan dengan besi dimiringkan sesuai dengan dinding cetakan. Pastikan besi menyentuh dasar. Lakukan 25-30 x tusukan.
  4. Isi 1/3 bagian berikutnya (menjadi terisi 2/3) dengan hal yang sama sebanyak 25-30 x tusukan. Pastikan besi menyentuh lapisan pertama.
  5. Isi 1/3 akhir seperti tahapan nomor 4
  6. Setelah selesai dipadatkan, ratakan permukaan benda uji, tunggu kira-kira 1/2 menit. Sambil menunggu bersihkan kelebihan beton di luar cetakan dan di plat.
  7. Cetakan diangkat perlahan TEGAK LURUS ke atas
  8. Ukur nilai slump dengan membalikkan kerucut di sebelahnya menggunakan perbedaan tinggi rata-rata dari benda uji.
  9. Toleransi nilai slump dari beton segar  ±  2 cm 
  10. Jika nilai slump sesuai dengan standar, maka beton dapat digunakan.
Uji Nilai Slump
Uji Nilai Slump
Slump beton segar harus dilakukan sebelum beton dituangkan dan jika terlihat indikasi plastisitas beton segar telah menurun cukup banyak, untuk melihat apakah beton segar masih layak dipakai atau tidak.
Pengukuran slump dilakukan dengan mengacu pada aturan yang ditetapkan dalam 2 peraturan standar:
  •  PBI 1971 NI 2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia)
  •  SNI 1972-2008 (Cara Uji Slump Beton)
Terdapat sedikit perbedaan pada dua peraturan tersebut, sehingga pengukuran slump harus dilakukan sesuai peraturan atau standar yang ditetapkan dalam RKS (Spesifikasi Teknis) atau yang disetujui oleh Pengawas Proyek.
Namun selain besaran nilai slump, yang harus diperhatikan untuk menjaga kelayakan pengerjaan beton segar adalah tampilan visual beton, jenis dan sifat keruntuhan pada saat pengujian slump dilakukan.
 
sumber : https://www.readymixtermurah.com/2017/02/pengertian-nilai-slump-pada-beton.html

Comments

Popular posts from this blog

PRAKTIKUM MODUL 3 : ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN AGREGAT KASAR